Misteri Dan Perjalanan Terakhir Baron Rudolf Reding Von Biberegg Di Pulau Komodo

Senin 07-08-2023,12:56 WIB
Reporter : Muhamad Ansori
Editor : Muhamad Ansori

PERSPEKTIF.CO.ID - Pulau Komodo, terletak di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, bukan hanya merupakan rumah bagi komodo, kadal raksasa yang menjadi hewan buas terbesar di dunia, tetapi juga menjadi latar belakang peristiwa misterius yang melibatkan seorang wisatawan bernama Baron Rudolf Reding von Biberegg pada Juli 1974. Cerita ini mengungkapkan bagaimana seorang pria bangsawan asal Swiss hilang secara misterius di Pulau Komodo dan bagaimana keluarganya akhirnya berziarah ke tempat pusara tanpanya.

 

Keganasan Komodo tidak hanya terbatas pada mangsanya yang umum, tetapi juga berpotensi menyerang manusia. Sudah puluhan orang yang menjadi korban serangan komodo di Pulau Komodo dan pulau sekitarnya. Salah satu korban pertama adalah Baron Rudolf Reding von Biberegg, seorang wisatawan Swiss yang berada di rombongan 30 orang yang sedang mengeksplorasi Pulau Komodo.

 

Ketika rombongan tersebut sedang beraktivitas treking dan menjelajahi keindahan Taman Nasional Komodo, Baron terpisah dari kelompoknya di puncak Pulau Komodo setelah melewati Lembah Poreng. Ketika rombongan tiba di tujuan berikutnya, Loh Liang, mereka baru menyadari bahwa Baron tidak terlihat. Upaya pencarian dilakukan dengan bantuan warga lokal, tetapi Baron tidak pernah ditemukan. Satu-satunya barang yang ditemukan selama pencarian adalah kamera yang digunakan Baron untuk mendokumentasikan perjalanan.

 

Spekulasi pun bermunculan bahwa Baron mungkin menjadi mangsa serangan komodo. Pada tahun 1974, sebuah pusara tanpa jasad didirikan di puncak Pulau Komodo sebagai tanda peringatan atas hilangnya Baron. Salib berwarna putih ditanamkan di tempat pusara itu sebagai penghormatan terakhir untuknya.

 

Baron Rudolf Reding von Biberegg tidak hanya dikenal sebagai seorang wisatawan, tetapi juga seorang jurnalis dan penyiar radio terkenal di Swiss pada masanya. Ia adalah seorang petualang yang gemar melakukan perjalanan dan menjalani berbagai petualangan. Namun, nasib tragisnya di Pulau Komodo menjadi misteri yang belum terpecahkan selama bertahun-tahun.

 

Hampir setengah abad setelah kepergiannya, pada tahun 2023, dua anggota keluarganya, Susane dan Lena, datang dari Swiss untuk berziarah ke pusara tanpa jasad Baron di Pulau Komodo. Sten, seorang anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) yang bertemu dengan mereka di Labuan Bajo, mengantar mereka ke lokasi pusara. Keduanya merasa perlu menghormati kenangan Baron dengan mengunjungi tempat di mana ia dinyatakan hilang.

 

Kisah ini mencerminkan bagaimana Pulau Komodo tidak hanya merupakan tempat bagi keindahan alam dan keberagaman hayati yang luar biasa, tetapi juga mengandung misteri dan kisah manusia yang menarik. Hilangnya Baron Rudolf Reding von Biberegg di pulau ini menjadi peristiwa yang masih mengundang tanda tanya dan menjadi bagian dari sejarah pulau yang unik ini.

Kategori :

Terpopuler