PERSPEKTIF.CO.ID - Indonesia, sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terbesar di kawasan Asia Pasifik, menduduki peringkat pertama di ASEAN dalam hal kekuatan militer, menurut Global Fire Power pada Kamis (5/10/2023). Dalam peringkat global, TNI (Tentara Nasional Indonesia) menduduki peringkat ke-13 dengan Power Index mencapai 0,2221, naik 3 peringkat dari posisi sebelumnya.
Global Fire Power menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 di dunia berdasarkan anggaran pertahanan yang mencapai USD 8,8 miliar. Total personil TNI mencapai lebih dari 1 juta prajurit.
Rincian Kekuatan Alutsista TNI:
- Kekuatan Udara: 466 pesawat tempur dan pendukung, dengan 41 jet tempur.
- Kekuatan Laut: 324 aset pertahanan laut, termasuk 10 kapal perang Frigates, 21 kapal perang Corvettes, dan 4 kapal selam.
- Kekuatan Darat: 314 tank, 12.000 kendaraan, dan 63 MLRS (Rocket Artillery).
Pentingnya Anggaran Pertahanan: Modernisasi dan Kesejahteraan Rakyat
Dalam Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan dukungan penuh terhadap program modernisasi industri pertahanan Indonesia melalui belanja alutsista. Namun, ia menekankan pentingnya mempertimbangkan kebutuhan kesejahteraan rakyat dalam alokasi anggaran negara.
"Untuk urusan alutsista, memang modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tapi, keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas, dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar," ujarnya dalam Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Kamis (5/10/2023). "Sehingga belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukkannya," pinta Jokowi.
Perbandingan Anggaran Pertahanan di ASEAN: Indonesia di Urutan Kedua
Meskipun Indonesia memiliki wilayah terluas di ASEAN, anggaran pertahanannya tidak menjadi yang terbesar di kawasan. Menurut Global Fire Power, Singapura memimpin dalam hal anggaran pertahanan dengan USD 13 miliar. Indonesia berada di urutan kedua dengan anggaran pertahanan mencapai USD 8,8 miliar. Perbandingan anggaran pertahanan ASEAN lainnya adalah Vietnam USD 6,2 miliar, Thailand USD 5,8 miliar, dan Filipina USD 4,2 miliar.