PERSPEKTIF.CO.ID - Pada Senin malam (7/8) waktu setempat, sebuah bola api raksasa melintas di langit Australia, diikuti oleh ledakan sonik yang mengguncang rumah-rumah di negara bagian Victoria, bagian selatan Australia. Bola api ini membuat warga sekitar terkejut, tetapi kemudian diketahui bahwa benda tersebut adalah bagian dari roket milik Rusia, Soyuz, yang jatuh kembali ke Bumi.
Bongkahan sampah luar angkasa tersebut adalah bagian dari tahap ketiga roket Soyuz yang sebelumnya telah meluncurkan satelit navigasi Glonass. Roket tersebut lepas landas dari Kosmodrom Plesetsk di Rusia barat laut dan memasuki atmosfer Bumi di atas lautan terbuka di sekitar Tasmania.
Tahap ketiga roket Soyuz ini memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi, menghasilkan bola api yang spektakuler saat memasuki atmosfer. Meskipun terlihat mirip dengan meteor, peristiwa ini berbeda karena meteor biasanya memiliki durasi yang lebih pendek dan kecepatan lebih tinggi saat memasuki atmosfer.
Michael Brown, seorang profesor madya di School of Physics and Astronomy di Monash University di Melbourne, menjelaskan bahwa masuknya kembali sampah antariksa seperti ini kadang-kadang bisa tertukar dengan meteor, meskipun perbedaan utamanya adalah kecepatan dan durasi peristiwa tersebut.
Meskipun menimbulkan kehebohan, peristiwa ini sebenarnya adalah bagian dari proses normal dalam operasi luar angkasa dan tidak menimbulkan ancaman bagi warga di darat.