Spesialis Kedokteran Jiwa Menyatakan Orang Introvert Rentan Terhadap Depresi
--
Menurut Ida Aju Kusuma Wardani, seorang spesialis kedokteran jiwa di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) I.G.N.G Ngoerah Denpasar, individu dengan kepribadian introvert atau tertutup cenderung lebih rentan terhadap depresi dibandingkan individu yang ekstrovert.
Dia menjelaskan bahwa orang-orang introvert umumnya memiliki kesulitan dalam bersosialisasi untuk mencari sudut pandang lain terhadap masalah mereka. "Orang introvert sering merasa bahwa lingkungan harus menerima mereka apa adanya, bukan mereka yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Oleh karena itu, mereka cenderung memendam masalah secara pribadi dan tidak merasa perlu berinteraksi secara sosial dengan orang lain," katanya.
"Seorang introvert umumnya berpikir bahwa orang lain seharusnya tahu bahwa dia membutuhkan bantuan. Jika dia tidak mengungkapkan perasaannya, dia berharap orang lain akan membantu meskipun tanpa permintaan," tambahnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa kepribadian introvert bukanlah suatu kesalahan, melainkan ciri unik dari setiap individu. Ida Aju Kusuma Wardani menyarankan bahwa orang tua yang merawat anak dengan kepribadian introvert harus lebih sensitif terhadap karakteristik anak mereka, karena anak-anak ini mungkin belum sepenuhnya memahami dan dapat mengungkapkan perasaan mereka.
Dia menyarankan agar orang tua berkomunikasi secara aktif dengan anak-anak introvert ini, seperti dengan mengajak mereka berbicara dan berdiskusi tentang hal-hal yang mereka sukai atau minati. Dengan melakukan hal ini, diharapkan akan terjalin kedekatan antara orang tua dan anak, sehingga anak merasa nyaman untuk berbicara dengan orang tua jika mereka menghadapi masalah.
Ia juga mengingatkan bahwa memaksa kehendak pada anak-anak introvert tidaklah efektif, karena tidak semua anak akan menerima kemauan orang tua dengan baik, dan tidak semua anak akan berbicara jika mereka tidak merasa nyaman. Orang tua dan kerabat juga diimbau untuk berkomunikasi dengan anak-anak introvert dan membimbing mereka untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional jika diperlukan.
"Ketika ada masalah yang tidak bisa diungkapkan, yang penting adalah mencari bantuan dari tenaga medis, baik itu psikolog, dokter umum, atau ahli lainnya. Dengan begitu, harapan melalui tindakan dapat diciptakan melalui proses sosialisasi yang sehat," tuturnya.
Sumber: