PERSPEKTIF.CO.ID - Presiden Jokowi telah giat mendekati berbagai investor untuk berkontribusi dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjelang akhir jabatannya. Hal ini dilakukan dalam rangka merealisasikan mimpi Jokowi untuk menyelenggarakan upacara HUT Kemerdekaan RI di ibu kota baru tahun depan.
Kabar terbaru mengenai investor tersebut mengklaim bahwa sejumlah konglomerat Indonesia, termasuk Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma (dikenal sebagai Aguan), akan berinvestasi di IKN. Bahkan Aguan disebut-sebut sebagai pemimpin konsorsium Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di IKN, sementara Menteri Investasi/ Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyebut nama miliarder Sukanto Tanoto juga akan terlibat.
Proyek yang direncanakan termasuk pembangunan hotel, cafe, pusat olahraga, dan stasiun transportasi. Namun, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita, menganggap keikutsertaan Aguan dan Sukanto Tanoto mungkin hanya pencitraan pemerintah.
BACA JUGA:6 Bulan Tak Ngantor, Anggota DPRD Ternyata Jalan Jalan ke Luar Negeri
Ronny meragukan apakah para taipan tersebut akan benar-benar terlibat dalam investasi di IKN. Dia menilai bahwa ini mungkin hanya bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan kesan bahwa banyak pengusaha tertarik pada IKN, terutama pengusaha terkemuka nasional. Ronny juga mengungkapkan keraguan atas prospek bisnis IKN dan apakah investor besar akan terlibat.
Meskipun pemerintah telah mencari investor dan menjalankan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Arab Saudi dan perusahaan China, belum ada kepastian investasi yang jelas. Ronny menekankan bahwa para pengusaha biasanya mengukur investasi berdasarkan prospek perkembangan bisnis dan keuntungan jangka pendek dan panjang. Kehadiran Aguan dan Sukanto Tanoto dalam proyek ini bisa saja hanya untuk memberikan kesan bahwa mereka tertarik, tanpa jaminan keterlibatan nyata.
BACA JUGA:Polri Tangkap 88 Pelaku Love Scamming Warga Negara China di Kepulauan Riau
Ronny juga mengingatkan bahwa sejumlah proyek besar di Indonesia, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, seringkali mengalami penundaan. Oleh karena itu, ia bersikap pesimis terhadap janji groundbreaking proyek IKN yang dijadwalkan pada September, dengan skeptisisme terhadap selesainya proyek ini dalam waktu dekat.