PERSPEKTIF.CO.ID - Mahasiswa Institut Teknologi Garut (ITG) dari Jurusan Teknik Industri semester 6 sedang menjalankan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF) di UMKM Tenun Hendar, Garut. PTLF merupakan kegiatan yang mencakup perancangan fasilitas fisik, seperti peralatan, mesin, area, dan bangunan, dengan tujuan meningkatkan efisiensi tata letak dalam konteks industri. Praktikum ini mengharuskan mahasiswa untuk meneliti UMKM lokal di Kabupaten Garut, termasuk UMKM Tenun Hendar yang memproduksi kain tenun menggunakan mesin tradisional dan memiliki dua bangunan produksi.
Kelompok 3C, terdiri dari Alya Huwaidah, Gian Ikhlasul Mubarok, Lutfi Zulvia Risti, dan Muhamad Imron Rosadi, melakukan penelitian di UMKM Tenun Hendar yang berlokasi di Jl. Pembangunan Kp, Jl. Panawuan No.55, Sukajaya, Kabupaten Garut. Fokus penelitian mereka adalah mengidentifikasi kendala dan memberikan usulan perbaikan. Mereka menyarankan penambahan penerangan dan ventilasi di area produksi sebagai upaya perbaikan ergonomis. Tujuan dari usulan ini adalah untuk meningkatkan pencahayaan dan kualitas udara, menciptakan lingkungan kerja yang lebih terang dan nyaman, serta mengurangi pengap dan kelembaban di area kerja. BACA JUGA:Precision Neuroscience Berhasil Tanam Chip Otak Manusia, Menyaingi Neuralink Milik Elon Musk Selain itu, kelompok ini juga memberikan usulan terkait Ongkos Material Handling (OMH). Mereka merekomendasikan penambahan gudang bahan baku di bangunan produksi kedua. Dengan adanya gudang bahan baku di tempat ini, diharapkan dapat mengurangi biaya dan waktu idle dalam proses produksi, mengingat saat ini gudang hanya tersedia di bangunan produksi pertama. Implementasi dari usulan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja di UMKM Tenun Hendar. Penelitian ini menyoroti pentingnya perancangan tata letak fasilitas yang efisien untuk mendukung produktivitas dan kenyamanan kerja di industri lokal. BACA JUGA:Ketua Indonesia Cyber Scurity Forum Sebut Kasus Peretasan PDN karena Masyarakat Kurang Kritis