Dinkes DKI Jakarta: Peralihan Cuaca Picu Lonjakan Kasus ISPA, Masyarakat Diminta Tetap di Rumah

Dinkes DKI Jakarta: Peralihan Cuaca Picu Lonjakan Kasus ISPA, Masyarakat Diminta Tetap di Rumah

photo kondisi udara jakarta akibat polusi--

PERSPEKTIF.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa sekitar 100 ribu warga di Ibu Kota mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) setiap bulan sebagai akibat dari peralihan cuaca. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, menjelaskan bahwa kondisi ini menyebabkan rata-rata 100.000 kasus ISPA terjadi pada warga setiap bulan dari total penduduk yang mencapai 11 juta jiwa.

 

Dampak dari polusi udara juga berperan dalam munculnya penyakit kronis maupun penyakit tidak menular seperti radang paru, penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), asma, serta penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan penyakit jantung.

 

Ngabila menyarankan langkah-langkah pencegahan bagi masyarakat untuk menghindari penyakit selama peralihan cuaca. Ia menegaskan pentingnya tetap berada di dalam rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Jika harus keluar rumah, disarankan untuk menggunakan masker sebagai langkah perlindungan. Selain itu, menjaga imunitas tubuh dengan pola makan sehat dan berolahraga secara teratur juga menjadi langkah penting.

 

Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan bahwa selama Januari hingga Juni 2023, tercatat 638.291 kasus ISPA. Angka ini terbagi dalam beberapa bulan, yaitu Januari (102.609 kasus), Februari (104.638 kasus), Maret (119.734 kasus), April (109.705 kasus), Mei (99.130 kasus), dan Juni (102.475 kasus).

 

"Warga yang terkena batuk, pilek, bahkan pneumonia setiap bulan rata-rata 100.000 kasus dari 11 juta penduduk," ujar Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama  di Jakarta.

 

Ngabila menjelaskan bahwa pola kasus ISPA memiliki kemiripan dari tahun ke tahun. Pada tahun ini, tren meningkat dimulai pada September, mencapai puncak pada Oktober hingga November, dan mulai kembali menurun setelah Maret. Pada periode April hingga Juli 2023, tidak terdapat peningkatan yang signifikan dalam kasus ISPA.

 

"Seandainya kita mau keluar dari ruangan tertutup menuju ruangan terbuka sebaiknya menggunakan masker. Dan selama musim pancaroba ini jaga imunitas kita tetap baik dengan makan yang cukup dan bergizi, juga berolahraga," lanjutnya.

 

Sumber: