Longsor Papua Nugini, 2.000 Orang Terkubur
Situasi pemukiman warga Papua Nugini yang terkena longsor.--
PERSPEKTIF.CO.ID - Papua Nugini melaporkan jumlah korban yang terkena longsor kepada PBB di Desa terpencil di Provinsi Enga hampir musnah ketika bongkahan Gunung Mungalo runtuh. Lebih dari 150 rumah terkubur di bawah puing-puing setinggi hampir dua lantai.
Dalam surat yang disampaikan oleh Pusat Bencana Nasional Papua Nugini kepada kantor PBB di Port Moresby pada Senin (27/5), dilaporkan bahwa tanah longsor mengakibatkan kehancuran besar dan mengubur hidup-hidup lebih dari 2.000 orang.
“Masalahnya, tanahnya sangat dalam. Sangat sulit untuk menemukan jenazah di bawah reruntuhan yang berat. Tanahnya pun masih terus bergeser. Bebatuan terus berjatuhan,” kata Serhan Aktoprak, Kepala Misi Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Selasa (28/5).
“Lebih parahnya lagi, ada air yang mengalir di bawah puing-puing dan lantai, tanah, permukaan di mana puing-puing itu berada. Jadi, kami khawatir lumpur ini dapat menyebabkan longsor (susulan),” jelas Aktoprak.
Seorang warga mengaku kehilangan anggota keluarganya dalam bencana tersebut.
“Ada 18 anggota keluarga saya yang terkubur di bawah puing-puing dan tanah tempat saya berdiri ini. Dan masih banyak lagi anggota keluarga di desa ini, yang tidak bisa saya hitung. Saya adalah pemilik lahan di sini, terima kasih kepada semua orang yang telah datang untuk membantu kami. Tapi saya tidak bisa mengevakuasi jenazah, jadi saya hanya pasrah berdiri di sini,” ungkapnya.
Pusat Bencana Nasional Papua Nugini meminta bantuan internasional, mengingat kesulitan dalam pencarian korban akibat medan yang berbahaya dan sulitnya memperoleh bantuan ke lokasi.
Negara tetangga seperti Australia telah mengumumkan paket bantuan senilai A$2,5 juta dan akan mengirimkan para ahli teknis untuk membantu proses evakuasi dan pemulihan di Papua Nugini.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menawarkan bantuan.
Sumber: