Polusi Udara Sebabkan Gangguan Kognitif dan Stunting

Polusi Udara Sebabkan Gangguan Kognitif dan Stunting

ilustrasi polusi udara di DKI Jakarta--

PERSPEKTIF.CO.ID - Polusi udara yang parah sering kali dihubungkan dengan masalah pernapasan, namun kenyataannya, polusi udara juga dapat mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan. Dr. Agus Dwi Susanto, seorang dokter spesialis paru, mengungkapkan bahwa anak-anak yang terpapar polutan atau zat berbahaya yang menyebabkan polusi udara setiap hari dapat mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan, termasuk gangguan kognitif.

 

 

Menurut Prof. Agus, sekitar dua miliar anak di seluruh dunia terkena dampak dari polusi udara berat yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan mereka, termasuk gangguan kognitif. Polusi udara yang masuk melalui saluran pernapasan anak dapat mencapai otak dan menyebabkan peradangan serta neurodegenerasi, yang merupakan penurunan fungsi otak dengan hilangnya sel saraf secara bertahap.

 

Prof. Agus menjelaskan bahwa peradangan dan neurodegenerasi akibat polusi udara dapat berpengaruh signifikan terhadap kognitif anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan polutan udara berhubungan dengan tingkat intelegensi dan kemampuan intelektual yang lebih rendah pada anak-anak di bawah usia 2 tahun, anak usia prasekolah, dan anak usia sekolah.

 

Selain gangguan kognitif, Prof. Agus juga menyatakan bahwa polusi udara juga terkait erat dengan masalah stunting pada anak. Stunting adalah bentuk malnutrisi yang ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang lebih pendek dari rata-rata dan tidak sesuai dengan usia.

 

Polutan yang dihirup anak dapat mengganggu sistem sirkulasi pernapasan, yang pada gilirannya mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Gangguan sirkulasi oksigen ini dapat menghambat pertumbuhan anak secara keseluruhan.

 

Riset di berbagai negara, seperti Bangladesh, Afrika, dan China, menunjukkan bahwa polusi udara meningkatkan risiko stunting pada anak dua kali lipat. Sebagian besar kasus stunting ini terjadi karena polusi udara di dalam rumah.

 

Untuk itu, Prof. Agus mendorong para orang tua untuk menjaga kualitas udara di dalam rumah dengan tidak merokok, menghindari penggunaan lilin atau perapian, menggunakan alat pembersih udara (air purifier), dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Ia juga menekankan pentingnya mendeteksi dini gejala yang muncul akibat polusi udara dan segera mencari pengobatan di rumah sakit jika diperlukan.

Sumber: