Angka Kelahiran Turun Drastis, BKKBN Dorong Setiap Pasangan Punya Satu Anak Perempuan

Angka Kelahiran Turun Drastis, BKKBN Dorong Setiap Pasangan Punya Satu Anak Perempuan

Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak 2019.--

PERSPEKTIF.CO.ID - Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa angka kelahiran di Indonesia telah menurun secara progresif, mencapai tingkat ideal 2,18 dalam satu dekade terakhir. 

Meski begitu, Hasto menargetkan setiap pasangan suami istri untuk memiliki setidaknya satu anak perempuan guna memastikan kelangsungan regenerasi di masa depan.

"Kami menargetkan rata-rata satu perempuan melahirkan satu anak perempuan. Oleh karena itu, BKKBN menetapkan target angka kelahiran 2,1 agar regenerasi tetap berjalan," ujar Hasto dalam acara di Hotel Santika, Semarang, dikutip pada Minggu (30/6).

Hasto menjelaskan bahwa penurunan angka kelahiran ini telah mencapai tingkat ideal, karena dua anak yang dilahirkan akan menggantikan orang tua mereka. 

"Penurunan ini sangat progresif dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 1970, total fertility rate mencapai 5,6. Sekarang, angka tersebut telah turun menjadi 2,18," jelasnya.

Penurunan yang signifikan terjadi di Pulau Jawa, angka kelahiran telah menurun hingga 2,0. Namun, di beberapa provinsi seperti NTT, Papua, Papua Barat dan Maluku, angka kelahiran masih cukup tinggi. 

"Di Jawa, angka kelahiran sudah mencapai 2,0, di Jawa Barat 2,00, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, dan di DKI Jakarta 1,89," ungkapnya.

Kendati demikian, Hasto menekankan bahwa kebijakan yang diambil akan disesuaikan kembali dengan kondisi setiap daerah.

"Pembangunan yang asimetris harus disikapi dengan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan setiap daerah," tutupnya.

BKKBN akan mendorong kebijakan yang sesuai untuk mencegah kesenjangan angka kelahiran antar daerah.

Sumber:

Berita Terkait