Dari Fasilitas Ramah Anak hingga Pendidikan Inklusif, Pilar Yakin Tangsel Siap Raih Predikat KLA Utama

Dari Fasilitas Ramah Anak hingga Pendidikan Inklusif, Pilar Yakin Tangsel Siap Raih Predikat KLA Utama

Wakil Walikota Tangerang Selatan Pila Saga Ichsan (kanan).-Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangsel-

CIPUTAT, PERSPEKTIF.CO.ID – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menegaskan komitmennya untuk menjadikan wilayahnya sebagai Kota Layak Anak (KLA), dengan menargetkan perolehan predikat KLA Utama pada tahun 2025.

 

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, menyampaikan hal ini saat kegiatan verifikasi lapangan dalam rangka evaluasi KLA oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), yang digelar di Aula Blandongan, Puspemkot Tangsel pada Jumat, 23 Mei 2025

 

“Kami meyakini bahwa pada tahun 2023 dan 2024 kemarin merupakan tahun di mana Kota Tangsel mampu memberikan tempat yang nyaman dan aman bagi semua anak-anak, termasuk anak disabilitas. Semoga tahun 2025 ini target KLA Utama bisa kita peroleh,” ucap Pilar.

 

Berbagai kebijakan telah diterbitkan Pemkot Tangsel untuk mendukung upaya ini, termasuk Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2018 mengenai Penyelenggaraan Kota Layak Anak, serta keputusan wali kota terkait pembentukan gugus tugas KLA.

 

Dalam keterangannya, Pilar merinci kemajuan dari lima klaster utama dalam penilaian KLA, mulai dari pemenuhan hak-hak sipil hingga perlindungan khusus terhadap anak.

 

1. Hak Sipil dan Kebebasan

 

Hampir seluruh anak di Tangsel telah tercatat secara administratif, dengan capaian 98,66% dalam sistem kependudukan. Layanan adminduk anak pun tersedia di berbagai lokasi strategis seperti pusat perbelanjaan, Mal Pelayanan Publik, dan kampus-kampus. Selain itu, forum anak turut aktif dilibatkan dalam proses sosialisasi dan perencanaan pembangunan kota.

 

2. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

 

Berbagai inisiatif dikembangkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak, seperti pembangunan taman ramah anak, Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), dan kehadiran Bunda PAUD. Fasilitas publik seperti taman kota dan alun-alun juga dibuat ramah anak. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mendapat perhatian, dengan ruang untuk berekspresi yang bahkan berhasil membawa Tangsel meraih rekor MURI dan dunia di bidang seni.

 

3. Kesehatan dan Kesejahteraan

 

Sebanyak 35 puskesmas telah dilengkapi layanan ramah anak dengan tenaga yang tersertifikasi Konvensi Hak Anak. Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Tangsel telah mencapai 98,6% atau Universal Health Coverage. Selain itu, Pemkot juga membangun 395 rumah layak huni dan menyediakan lebih dari 1.800 septic tank.

 

4. Pendidikan dan Waktu Luang

 

Pemerintah kota memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD dan SMP, termasuk beasiswa tahfidz serta BOSDA. Seluruh sekolah telah menjadi sekolah ramah anak dan dilengkapi dengan Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Bahkan, Masjid Raya Bintaro Jaya telah ditetapkan sebagai Masjid Ramah Anak.

 

5. Perlindungan Khusus Anak

 

Kebijakan dan layanan untuk perlindungan anak juga terus dikembangkan, seperti hotline 24 jam, keberadaan shelter LPKRA (Lembaga Perlindungan Khusus Ramah Anak), transportasi ramah anak, serta berbagai program edukasi untuk mencegah tawuran dan menyosialisasikan penggunaan digital yang sehat. Penanganan terhadap 15 kelompok anak rentan juga dilakukan secara kolaboratif lintas sektor.

 

Pilar menyatakan keyakinannya bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, sektor usaha, dan media, Tangsel dapat meningkatkan peringkatnya dan meraih predikat KLA Utama.

 

“Kita tidak bisa bicara pembangunan tanpa menempatkan anak sebagai pusat perhatian. Ini soal bagaimana kita menjamin mereka tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan penuh kasih,” ujar Pilar.

Sumber: