Kolaborasi Mahasiswa ITG dan UMKM Garut: Rancang Tata Letak Produksi yang Lebih Efisien

Peningkatan Efisiensi Produksi UMKM melalui Praktikum PTLF Mahasiswa ITG--
Perspektif – Mahasiswa Institut Teknologi Garut (ITG) dari Jurusan Teknik Industri semester 6 terus menunjukkan kontribusi nyata dalam mendukung pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah. Melalui Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF), mereka turun langsung ke lapangan untuk meneliti dan merancang solusi bagi UMKM lokal. Salah satu lokasi yang menjadi objek penelitian adalah AKA Konveksi, yang berlokasi di Kampung Ciperang, Desa Sukarame, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.
AKA Konveksi merupakan usaha konveksi yang telah berdiri sejak tahun 2002. Pada awalnya, usaha ini hanyalah sebuah bengkel kecil untuk perbaikan mesin jahit dan penjahitan pakaian. Seiring waktu, pemilik mencoba memperluas usaha dengan memproduksi kaos menggunakan strategi Make to Stock (MTS). Namun, pendekatan ini tidak berjalan sesuai harapan karena desain produk kurang diminati pasar. Belajar dari pengalaman tersebut, strategi bisnis diubah menjadi Make to Order (MTO), yang memproduksi barang sesuai permintaan konsumen. Kini, AKA Konveksi memproduksi jaket dan kaos dengan target pasar umum, dan dijalankan oleh enam orang karyawan.
Kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian di UMKM ini terdiri dari Roy Hadi Rahman, M. Denanda Kaulan Tsakila, Fauzan Azmi Muhtadi, Riva Aprilliany Putri, dan Iqbal Sidqi. Mereka melakukan observasi langsung terhadap proses produksi dan tata letak fasilitas, lalu mengidentifikasi berbagai kendala yang berdampak pada efisiensi kerja.
Beberapa permasalahan utama yang ditemukan antara lain adalah letak gudang barang jadi yang terlalu jauh dari area produksi, sehingga menyulitkan proses penyimpanan dan pengiriman barang. Selain itu, area parkir digunakan sebagai tempat pengiriman (shipping), dan meja fabrikasi 1 dan 2 berada di ruangan terpisah dari ruang produksi utama, sehingga memperpanjang alur kerja. Di sisi lain, gudang bahan baku yang berada dalam ruang produksi juga menimbulkan kendala saat proses penerimaan bahan (receiving) dan membuat ruang produksi menjadi sempit.
Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa mengusulkan pemindahan meja fabrikasi 1 dan 2 agar disatukan dalam ruang produksi utama, sehingga proses kerja lebih terintegrasi. Gudang barang jadi juga disarankan untuk dipindahkan lebih dekat ke area produksi, agar lebih mudah dalam menyimpan dan mengirim barang. Sementara itu, gudang bahan baku direlokasi ke luar ruang produksi agar proses receiving lebih tertata dan tidak mengganggu jalannya produksi.
BACA JUGA:Mahasiswa ITG Tingkatkan Efisiensi Produksi UMKM Konveksi di Garut Melalui Praktikum PTLF
Selain merancang ulang tata letak, mahasiswa juga memberikan usulan terkait kebutuhan mesin. Berdasarkan hasil perhitungan routing sheet, diketahui bahwa kapasitas mesin yang ada saat ini belum cukup optimal. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan penambahan satu unit mesin obras, sehingga totalnya menjadi dua unit, serta penambahan dua unit mesin jahit, menjadi tiga unit secara keseluruhan. Penambahan ini dinilai mampu mempercepat proses produksi dan mengurangi waktu tunggu antar proses.
Gambar maket tata letak produksi:
Usulan-usulan ini diharapkan dapat diterapkan oleh pemilik UMKM guna meningkatkan efisiensi operasional, memperlancar aliran kerja, serta mempercepat proses produksi secara keseluruhan. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pembelajaran di perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada teori di dalam kelas, tetapi juga bisa menjadi solusi nyata bagi dunia industri, khususnya UMKM di daerah.
Sumber: