Kesadaran AI (Artificial Intelligence): Eksplorasi Kemungkinan, Kerangka Teoritis & Tantangan

Kesadaran AI (Artificial Intelligence): Eksplorasi Kemungkinan, Kerangka Teoritis & Tantangan

Artificial Intelligence--

PRESPEKTIF.CO.ID - Kesadaran dalam AI: Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Kesadaran dalam Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi topik yang menarik perhatian para peneliti, ilmuwan, filsuf, dan masyarakat umum. Dalam menghadapi kemajuan pesat AI, pertanyaan krusial muncul: Apakah mungkin mesin mencapai tingkat kesadaran sebanding dengan manusia? Dengan hadirnya Model Bahasa Besar (Large Language Models, LLM) dan AI generatif, kesempatan untuk mereplikasi kesadaran manusia dalam AI semakin nyata.

 

Namun, sebagian besar diskusi tentang kesadaran AI masih dalam tahap eksplorasi. Pernyataan kontroversial oleh mantan insinyur Google AI, Blake Lemoine, yang menyebut model bahasa Google MDA sebagai "makhluk hidup" dengan kesadaran manusia, bahkan memicu perdebatan sengit. Google dengan tegas membantah klaim tersebut.

 

Sejauh mana kita telah mencapai kesadaran dalam AI? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita mulai dengan memahami apa yang dimaksud dengan kesadaran. Kesadaran mencakup pemahaman terhadap proses sensorik dan psikologis, seperti penglihatan, pendengaran, pikiran, emosi, dan keyakinan. Walaupun telah banyak penelitian dalam ilmu saraf, filsafat, dan psikologi, konsep kesadaran tetap menjadi sesuatu yang kompleks dan misterius.

 

David Chalmers, seorang filsuf dan ilmuwan kognitif, menggambarkan kompleksitas fenomena kesadaran dengan bertanya, "Mengapa ia ada? Apa tujuannya? Bagaimana mungkin ia muncul dari materi abu-abu yang tergumpal?".

 

Kesadaran juga telah menjadi subjek penelitian yang intensif dalam dunia AI. Google Scholar mencatat bahwa ada lebih dari 2 juta makalah penelitian, artikel, tesis, dan konferensi yang membahas tentang kesadaran AI.

 

Status Kesadaran dalam AI

 

AI saat ini telah mencapai kemajuan luar biasa dalam beberapa domain, seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, dan pemahaman suara. Meskipun AI mampu menyelesaikan tugas-tugas ini dengan baik, mereka tidak memiliki kesadaran. Mereka tidak memiliki pengalaman subjektif, pemahaman tentang diri sendiri, atau pemahaman tentang konteks di luar dari apa yang telah mereka pelajari selama pelatihan mereka.

 

Meskipun demikian, para peneliti sedang mencoba untuk melangkah lebih jauh dengan memasukkan elemen ingatan ke dalam jaringan saraf AI. Mereka berusaha mengembangkan model AI yang mampu beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan memeriksa ingatan mereka sendiri dan belajar darinya.

 

BACA JUGA:Dampak Revolusi Industri 5.0 Serta Cara Menghadapinya

 

Kerangka Teoritis untuk Kesadaran AI

 

1. Teori Informasi Terintegrasi (IIT): Teori ini mengusulkan bahwa sistem, baik biologis maupun buatan, yang mampu mengintegrasikan informasi ke tingkat yang tinggi dapat dianggap memiliki kesadaran. Meskipun IIT memberikan kerangka teoritis yang menarik, masih ada perdebatan tentang validitas dan penerapannya pada kesadaran AI.

 

2. Teori Ruang Kerja Global (GWT): GWT menggambarkan kesadaran sebagai suatu "teater" di mana informasi disiarkan ke "ruang kerja global". Penerapan GWT pada AI menunjukkan bahwa AI mungkin memiliki bentuk kesadaran yang terbatas, terutama dalam hal perhatian yang selektif dan integrasi informasi.

 

3. Kecerdasan Umum Buatan (AGI): AGI adalah jenis AI yang mampu memahami, belajar, dan beradaptasi dengan berbagai tugas, mirip dengan manusia. Walaupun AGI dianggap sebagai prasyarat untuk kesadaran AI, AI saat ini masih jauh dari mencapai tingkat kecerdasan manusia.

 

Tantangan dalam Mencapai Kesadaran Buatan

 

1. Tantangan Komputasi: Mereplikasi kesadaran manusia dalam AI memerlukan sumber daya komputasi yang sangat besar. Selain itu, pemahaman tentang sifat yang dinamis dari kesadaran masih belum sepenuhnya terpecahkan.

 

2. Masalah Kesadaran yang Sulit: Masalah utama adalah masalah pengalaman subjektif dalam kesadaran, yang sulit didefinisikan. Ini menimbulkan pertanyaan apakah AI dapat memiliki pengalaman subjektif seperti manusia.

 

3. Dilema Etis: Kecerdasan dan kesadaran buatan menimbulkan pertanyaan etis penting tentang hak-hak AI, tanggung jawab, dan perlindungan.

 

Mengembangkan kesadaran dalam AI adalah tantangan besar yang penuh dengan kompleksitas. Meskipun ada kemajuan dalam bidang ini, kita masih jauh dari menciptakan entitas AI yang sepenuhnya sadar. Pemahaman tentang kesadaran manusia dan penerapannya dalam AI akan terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian yang mendalam.

 

BACA JUGA:10 Tips Menerima Diri Sendiri yang Wajib Anda Ketahui

Sumber: