Ketua Indonesia Cyber Scurity Forum Sebut Kasus Peretasan PDN karena Masyarakat Kurang Kritis
Ketua Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja.--
PERSPEKTIF.CO.ID - Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja, mengkritisi tata kelola dan manajemen risiko keamanan siber yang dianggap tidak dijalankan dengan baik oleh pihak terkait, menyusul peretasan server Pusat Data Nasional (PDN).
Menurut Ardi, kejadian ini merupakan musibah bersama yang harus dihadapi oleh seluruh bangsa, mengingat negara sebesar Amerika Serikat pun masih kerap menghadapi ancaman siber.
"Ini musibah, sesuatu yang tidak ada yang siap. Indonesia tidak sendiri menghadapi serangan siber. Amerika hampir setiap hari. Wakil Dubes juga menyampaikan di Belanda mereka mengalami hal serupa," ujar Ardi dalam acara Cyber Law Expert Panel di Jakarta, dikutip pada Jum'at (28/6).
Ardi menekankan bahwa serangan siber adalah masalah global yang memerlukan penanganan bersama. Masyarakat diimbau untuk tidak menyalahkan satu atau dua pihak saja, melainkan menghadapi persoalan ini secara kolektif.
"Ini masalah serius yang harus dihadapi bersama. Bukan hanya Kementerian Kominfo, kita semua adalah konsumen yang menempatkan data kita sebagai aset strategis, jadi kita harus kritis," tegasnya.
Ardi juga mengungkapkan pentingnya disiplin tata kelola teknologi dalam era digitalisasi. Ia menekankan agar pemerintah tidak hanya memprioritaskan pengadaan teknologi canggih tetapi juga memperhatikan risiko dan dampak ancaman siber.
Lebih lanjut, Ardi mengingatkan bahwa hampir 95% teknologi yang digunakan di Indonesia adalah buatan pihak ketiga, sehingga masyarakat harus tetap kritis dalam penggunaannya.
"Kita harus memiliki sikap kritis dalam memilah teknologi, termasuk risikonya. Kita ini konsumen, jadi ada barang baru, kita ikut. Tapi kita tidak pernah berpikir bahwa teknologi juga punya risiko dan dampak yang kurang baik. Pola pikir ini harus kita ubah," jelasnya.
Sumber: