Jokowi: Rupiah Turun Gara-Gara Banyak Warga Indonesia Nonton Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura

Jokowi: Rupiah Turun Gara-Gara Banyak Warga Indonesia Nonton Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam acara Peluncuran Digitalisasi Layanan Penyelenggaraan Event di Jakarta Selatan.--

PERSPEKTIF.CO.ID - Presiden Joko Widodo mengaitkan pelemahan rupiah dengan aliran modal keluar akibat konser internasional seperti Taylor Swift dan Coldplay di Singapura.

Sebelumnya, diketahui nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin melemah.

Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam analisis rutinnya menyebut mata uang rupiah fluktuatif dan diprediksi ditutup di rentang Rp 16.440 - Rp 16.510 per dolar AS nilai tersebut diperkirakan akan melemah hingga penutupan hari ini.

Pada akhir pekan lalu, rupiah ditutup melemah di level Rp 16.450 per dolar AS, setelah sehari sebelumnya berada di Rp 16.438. 

Sebenarnya rupiah tidak perlu mengalami pelemahan yang panjang jika pasokan dolar dari surplus neraca perdagangan mengalir ke pasar. 

Namun demikian, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyebut banyak warga Indonesia yang menonton konser-konser tersebut di Singapura, menyebabkan capital outflows (aliran dana asing yang keluar dari Indonesia) yang signifikan, berakibat pada turunnya nilai rupiah.

Menurut Jokowi, sekitar 2,2 juta penduduk Indonesia mendengarkan lagu-lagu Taylor Swift di Spotify dan banyak dari mereka yang menonton konser di Singapura. 

“Apa yang terjadi kalau kita berbondong-bondong nonton yang di Singapura? Itu ada yang namanya capital outflows, aliran uang dari Indonesia menuju ke sana, kita kehilangan,” kata Jokowi pada Senin (24/6).

Selain itu, Jokowi mengkritik pemerintah yang tidak mampu menyelenggarakan konser besar seperti Coldplay dan Taylor Swift dengan baik. 

Ia menyebut Singapura berhasil menggelar konser Coldplay selama enam hari yakni dari tanggal 2-9 Maret 2024, sementara Indonesia hanya sehari. 

“Padahal yang saya dengar kualitas suara sound system waktu Coldplay itu di GBK dengan yang di sana (Singapura), bagus yang di sini,” kata dia.

Jokowi juga menilai sistem perizinan acara di Indonesia masih rumit, berbeda dengan Singapura yang memiliki sistem perizinan yang lebih baik dan dukungan penuh dari pemerintah.

Jokowi juga menekankan perlunya penyederhanaan sistem perizinan di Indonesia agar penyelenggara acara tidak kesulitan dalam mengurus birokrasi. 

Sumber: