Armenia Resmi Akui Palestina Merdeka: Gelombang Pengakuan di Eropa Terus Meningkat

Armenia Resmi Akui Palestina Merdeka: Gelombang Pengakuan di Eropa Terus Meningkat

Bendera Armenia dan Palestina sebagai simbol adanya kesetaraan negara dalam hal ini sama-sama menjadi negara yang Merdeka.--

PERSPEKTIF.CO.ID - Armenia telah secara resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka, demikian disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Armenia pada Jumat lalu. 

Keputusan ini, yang disebutkan diambil dengan mempertimbangkan "situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza," disambut baik oleh Otoritas Palestina (PA) dan Hamas, namun menuai teguran keras dari Israel.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Armenia menekankan penolakannya terhadap kekerasan terhadap warga sipil dan penyanderaan, serta menegaskan komitmennya untuk membangun rekonsiliasi abadi antara orang-orang Yahudi dan Palestina. Armenia juga mendukung solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian.

"Kami mengakui Negara Palestina berdasarkan komitmen kami terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kesetaraan, kedaulatan, dan hidup berdampingan secara damai antar-masyarakat," tegas Kementerian Luar Negeri Armenia dalam pernyataannya, dikutip pada Minggu (23/6).

Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, yang memiliki kewenangan terbatas di bawah pendudukan Israel di tepi Barat, memuji langkah Armenia sebagai langkah penting dalam upaya membangun stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. 

Mereka menyoroti pentingnya mengakhiri pendudukan ilegal Israel dan memastikan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Hamas, penguasa de facto di Jalur Gaza, juga menyambut baik keputusan tersebut, menganggapnya sebagai langkah penting dalam perjalanan pengakuan internasional atas hak-hak dan aspirasi rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Reaksi Israel 

Pengakuan tersebut memicu kemarahan dari para politisi Israel, yang mendorong mereka menarik duta besar mereka dari ketiga negara tersebut. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Sanchez dari Spanyol sebagai “mitra hasutan” untuk “genosida” Yahudi. 

Pengakuan ini mengikuti langkah serupa dari Spanyol, Irlandia dan Norwegia bulan lalu, yang juga mengakui Palestina sebagai negara. Lebih dari 140 negara anggota PBB telah mengakui kenegaraan Palestina dalam empat dekade terakhir.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menggambarkan pengakuan tersebut sebagai "masalah keadilan historis" dan menekankan bahwa pembentukan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian.  

Hubungan Armenia dan Palestina 

Sejak peristiwa genosida Armenia pada awal abad ke-20, komunitas Armenia di Yerusalem telah menyusut akibat penganiayaan dan ketidakstabilan ekonomi. Saat ini, populasi Armenia di Palestina hanya sekitar 4.500 orang, dibandingkan dengan 15.000 pada tahun 1948.

Armenia, dengan sejarah panjang dan kompleks, kini menegaskan kembali komitmennya terhadap keadilan dan hak asasi manusia melalui pengakuan ini. 

Sumber: